PAPANDIREN HEKMAH
Tidak ada kelebihan yang
memunculkan kesombongan, tidak ada kesialan yang memicu kemarahan. Sekaligus
memberi rahasia indah tentang karma: mengalirlah bersama karma, karena di sana
tersembunyi rahasia keindahan kehidupan
Di tangga-tangga kebijaksanaan, kalah juga indah. Terutama karena kalah
seperti amplas yang menghaluskan kayu yang mau jadi patung mahal,
seperti pisau tajam yang melobangi bambu yang akan jadi seruling indah
kemudian
Sehat adalah waktu untuk bersyukur pada kehidupan, sakit adalah momentum
untuk memurnikan jiwa.
Tidak mungkin mendalami kehidupan tanpa mendalami kematian. Ia mirip mau mengerti siang tanpa mau mengerti malam. Mau tahu rasa manisnya sukses tanpa tahu bagaimana pahitnya gagal.
pendidikan terbaik hanya membuka sebagian pintu kebahagiaan. Sikap hidup terbaik, ia membuka semua pintu kebahagiaan.
Terlihat
beda jauh wajah, penampilan, bahkan rumah-rumah manusia di mana belas
kasih kerap dilaksanakan. Ada kesejukan, ada keteduhan, ada kedamaian.
Jangankan menyakiti hati manusia, menginjak rumput pun dipikirkan
berulang-ulang.
Hidup mirip dengan sekolah. Ketika badai datang, itu tandanya sedang ulangan umum. Begitu selesai, kita naik kelas.
Tatkala keseharian kita tenang dan biasa, semua hari adalah hari
pencerahan.
Kebahagiaan itu bisa dibeli, bukan dengan uang, melainkan dengan sikap
rendah hati.
Berbeda dengan
kesombongan dan keberhasilan yang lapar dengan sebutan positif,
keheningan tidak lagi terlalu hirau dengan sebutan. Hening bukan
lawannya riuh. Hening bukan musuhnya ribut. Hening bukan juga atribut
yang haus pujian. Hening adalah hening. Ia tidak berlawankan apa-apa.
Setiap kebahagiaan yang bergantung dari luar, ia berumur pendek. Hanya
pohon kebahagiaan yang berakar ke dalam yang bisa abadi.
Uang dapat membeli rumah, tapi hanya cinta yang bisa membuatnya menjadi
rumah kebahagiaan.
Kesuksesan yang kadang datang, kadang pergi adalah tanda bahwa pikiran
masih jadi penguasa. Langkah evolusi terpenting adalah melampaui
pikiran. Bukan berarti tidak berpikir, hanya semata-mata berhenti
dimiliki oleh pikiran.
Kebijaksanaan tidak memilih positif atau negatif. Mirip listrik, ketika kedua kutub positif-negatif terkelola baik, ada cahaya yang menyala.
Ketidakacuhannya pada perbedaan hasil, membuat manusia pandai bersyukur atas hal yang terjadi padanya.
Bila masih ada orang yang bisa membuat kita bahagia/menderita, itu tandanya saklar kebahagiaan dipegang orang lain. Seorang master memegang saklarnya sendiri.
Kebahagiaan adalah apa yang terjadi di dalam diri ketika membuat orang lain bahagia.
Penderitaan dan cacian orang ternyata sejenis vitamin jiwa yang membuatnya jadi menyala.
Ketrampilan memimpin orang lain adalah bagaimana memimpin orang lain tapi orang tersebut tidak merasa bahwa dirinya sedang dipimpin.
Bagi orang kebanyakan luka itu mematikan. Hanya bagi manusia mengagumkan luka itu mempersehat jiwa.
Tidak ada kupu-kupu yang bisa terbang hanya bermodalkan sayap semata. Ia membutuhkan persahabatan dengan alam dan kehidupan.
Jangan merasa anda telah gagal, yang anda perlukan sebenarnya hanyalah banyak latihan dan kegigihan.
The real leader adalah mereka yang pegang the right question.
Rumah bukan tempat. Ia adalah proses ketika manusia semakin dekat dengan hati dan jiwanya.
Bertemu orang marah adalah kesempatan untuk membuat yang bersangkutan kagum akan kesabaran kita.
Penyakit tidak hanya datang dari makanan atau minuman, fakta menyebutkan sebagian besar penyakit timbul akibat pikiran yang negatif. Hanya dengan berpikir positif, menyayangi sesama, alam, dan mahluk hidup lainnya, sesungguhnya membuat kita bahagia.
Kita hidup penuh dengan perbedaan, baik agama, suku, dan sebagainya. Kita pun bisa berbeda di setiap ruang dan waktu. Yang sama biarlah sama. Jadikan perbedaan itu sebagai lahan untuk melatih diri untuk saling menghargai.
Sebuas, segagah2nya harimau, tapi ia tidak bisa hidup tanpa hutan. Hutan meneduhi, memberikan kehidupan, memberikan semua yang hutan miliki untuk dia. Hutan bisa hidup tanpa harimau, tapi harimau tidak bisa hidup tanpa hutan. Seperti Presiden dan rakyatnya. Presiden tidak akan bisa hidup jika tidak ada rakyat. Namun, r...akyat bisa hidup tanpa presiden. Adakah saudara yang tertarik dengan kebesaran & keteduhan hutan?
Setiap orang yang kita temui adalah Tuhan. Jika kita melihat seseorang yang murah senyum atau dermawan, itu adalah sosok Tuhan Yang Maha Pemurah. Jika kita melihat seorang Ibu yang memarahi anaknya karena mencuri, itu adalah sosok Tuhan Yang Marah akan keburukan umat-Nya. Tatkala kita bertemu dengan pencuri atau seseor...ang yang menyakiti kita, itu berarti Tuhan memperingatkan kita bahwa perbuatan tersebut tidak baik.
Jika ada orang yang mencaci kita, menyakiti kita, itulah saatnya melunasi hutang kita. Seandainya kita melawan, maka kita hanya akan menumpuk hutang kita. Hanya dengan kesabaran, maka hutang kita lunas. Seandainya kita tidak bisa berbuat baik, setidaknya kita tidak menyakiti. Tatkala kita meninggal nanti, maka kita aka...n meninggal dengan damai dan tersenyum tanpa dihantui rasa takut karena hutang kita sudah lunas.
Jika kita tidak bisa menjadi guru di lingkungan masing-masing, setidak-tidaknya menjadi guru di keluarga sendiri. Inilah cahaya kecil yang bisa kita wariskan saat kita meninggal. Kita memang tidak mungkin pada masa ini mendapatkan cahaya besar. Namun jika cahaya-cahaya kecil itu banyak, akan terang juga. Lilin itu berc...ahaya kecil, tetapi jika 2 miliar batang, apakah tidak akan menerangi semesta?
Kesedihan dan kebahagiaan adalah permainan bagi jiwa yang sedang bertumbuh jadi dewasa. Bagi jiwa yang sudah dewasa tahu kalau keduanya bersifat sama: tidak pasti, datang dan pergi.
Bagi setiap jiwa yang telah bertumbuh jauh, mulai sadar baik kebahagiaan maupun kesedihan memiliki akar yang sama: keinginan. Bukankah keinginan ibunya penderitaan?
Arjuna bisa melihat Tuhan 2 kali dalam hidupnya karena ia polos, memiliki hati, pikiran, dan perbuatan yang baik, tidak seperti saudaranya yang pandai berkelahi dan ada juga saudaranya yang pandai dalam berjudi. Di antara mereka, hanya Arjuna yang bisa melihat Tuhan, bahkan sampai 2 kali. Adakah sahabat yang mau seperti Arjuna yang bisa melihat Tuhan 2 kali?
Sungai mengalir dengan lentur ke tujuan akhirnya yaitu laut. Kembali ke atas menjadi awan, menuju gunung, dan kembali lagi menjadi sungai, begitu seterusnya. Dengan kelenturan dan keikhlasan, sungai bisa melalui halangan yang ada di setiap perjalanannya. Adakah sahabat yang tertarik dengan kelenturan dan keikhlasan?
Sudah menjadi catatan manusia bahwa laut lebih luas dari daratan. Namun letaknya paling rendah. Menerima segala yang datang dari atas, sungai maupun daratan. Laut mengajarkan kita untuk rendah hati, meskipun kita memiliki segalanya. Bukankah dengan rendah hati, kita akan menerima hidup apa adanya?
Ketika marah, benci, dendam berhasil diolah menjadi cahaya-cahaya menerangi, bukankah kita tidak lagi perlu mewariskan kebencian pada generasi-generasi berikutnya?
Dengan merenovasi rumah di dalam diri, muncul kebijaksanaan, dengan kebijaksanaan kita ikhlas terhadap apa yang terjadi sehingga seakan kita tidak takut dengan apa yang akan terjadi. Bukankah dengan keikhlasan, kita menerima tangan-tangan Yang Maha Kuasa bekerja, tanpa dihantui rasa takut.
Orang2 yg sabar adalah orang2 yg telah menemukan obat yang telah lama hilang, yaitu obat dharma
Keagungan dan kesempurnaan juga bisa ditemukan di puncak gunung yang ada di dalam diri
Dalam kebahagiaan, batin sebenarnya tidak sepenuhnya tenang-seimbang. Ada kekhawatiran kalau kebahagiaan mungkin bisa digantikan kesedihan
Manusia yang multiparadigma lah yang akan mampu menjawab tantangan masa depan.
jangan hanya memandang/menilai/membenci kekurangan orang lain. Kita pasti punya sisi kekurangan dalam diri. Tidak ada manusia yg sempurna. Belajar menerima kakurangan orang lain, berarti sudah menumbuhkan benih2 kedamaian.
rumput tumbuhmewarnai bumi ini. hidupnya selalu dinjak-injak, dipotong, dicabut, namun ia tetap menerima hidup apa adanya. hatinya selalu jernih, seperti air jernih menyehatkan jiwa dan raga. bukankah dengan menerima hidup apa adanya, kita akan memasuki wilayah2x kejernihan
Suka-duka, tangisan-senyuman, sukses-gagal, hanyalah aliran lehidupan yang datang dengan pesannya masing-masing.
Bagi pejalan kaki ke dalam diri, tidak saja cahaya terang yang membimbing, bahkan kegelapan pun hanya simbol kedalaman.
Dalam kebebasan dari dualitas, cinta tidak punya hantu masa lalu dan setan masa depan, yang ada hanya masa kini yang abadi.
Ketika kita belajar bersabar dan mendengar, kita tidak saja sedang membuat orang lain bahagia, kita juga sedang membuka lapisan-lapisan diri ini yang lebih mulia.
Begitu hidup ini berputar bagaikan roda dan kita berpengaruh oleh putaran tersebut (susah, senang, bahagia, sedih, kesengsaraan, dan lain-lain). Tatkala kia berada pada sisi roda seakan-akan kita menjauh dari titik pusat. Barang siapa yang bisa mencapai titik pusat, maka orang tersebut tidak terpengaruh oleh putaran te...rsebut akan selalu menerima hidup apa adanya (global FM bali, 96.5 FM)
In every man success, there is woman behind him (Hal. 119, buku: Meninggalkan Keangkuhan, Bersahabatkan Keberhasilan, Memasuki Keheningan, Gede Prama)
khlas bisa berarti berhenti berusaha mengerti. Dan tetap aman, nyaman bahkan ketika tidak tahu. (Hal. 98, buku: Kesedihan, Kebahagiaan, Keheningan, Gede Prama)
Banyak saudara-saudara kita beribadah ke tempat-tempat suci yang jaraknya begitu jauh. Tidak ada yang melarang. Tapi apakah saudara sudah membangun ibadah di dalam diri? (Global FM bali, (96,5 FM)
Lentur mengikuti aliran air. Ke laut bukan menjadi tujuan, justru perjalanan itu sendirilah tujuannya.
Tidak ada yang namanya kebetulan. Semua telah, sedang, dan akan berjalan sempurna.
Menyangkut alam yang sejuk kita menyukai kealamian, namun menyangkut diri banyak yang membenci kealamian. (Hal. 18, buku: Simfoni di dalam Diri,2009, Gede Prama)
Surga bukan tempat, ia hasil dari serangkaian sikap. (Hal. 124, buku: Kesedihan, Kebahagiaan, Keheningan, Gede Prama)
Derita bukan kutukan, ia cara sang jiwa mengetuk hati manusia. (Hal. 134, buku: Kesedihan, Kebahagiaan, Keheningan, Gede Prama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar